Kamis, 28 Juni 2012

Wisata Alam Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) part 2

Kali ini cerita yang akan saya jabarkan adalah pengalaman saya bersama 13 orang teman berada di TNUK.
Perjalanan yang kami lakukan adalah sekitar 8 jam. Kami start dari Bogor setelah isya, jadi perjalanan panjang ini tidak begitu terasa, karena kami tertidur pulas di dalam mini bus.


Kami start dari Terminal Baranang Siang, Bogor, kami menggunakan transportasi bus terkahir ke arah terminal Kampung Rambutan. Setelah sampai di terminal Kampung Rambutan, kami harus menaiki bus yang arah jurusannya ke Serang, jadi kami memutuskan untuk menggunakan bus yang arah tujuannya Merak. Karena kami berjanjian dengan travel mini bus yang akan mengantarkan kami ke rumah singgah sementara di desa Sumur Ujung Kulon, jadi kami harus turun di tengah jalan tol yang persis di sebrang Mall Serang. Nah, dari situ, kami hanya menunggu sampai ke Ujung Kulon. Perjalanan memakan waktu sekitar 6 jam dari tempat kami menaiki mini bus tersebut.

Enam jam perjalanan telah berlalu, kami sampai di desa Sumur Serang Ujung Kulon. Namun ternyata perjalanan kami tidak berhenti sampai di rumah singgah, yaitu rumah salah satu guide dari Kantor TNUK. Kami masih harus berjalan sekitar 7km (jika menarik garis lurus di peta. hehe..) untuk sampai ke "Resort Karang Ranjang, Ujung Kulon". Namanya sih "Resort", namun ternyata tempat itu bukan seperti resort kebanyakan, yang ada kolam renang, restoran, spa, dll, tapi resort tersebut merupakan tempat singgah dari para peneliti yang kebanyakan ingin meneliti serta mengeksplor mengenai flora dan fauna yang ada di TNUK. 


Pos Jaga Lintang
Perjalanan sejauh 7km jika dihitung sekitar 3 jam treking. Trek yang kami lewati pun memiliki jalur yang "istimewa". Mungkin inilah yang disebut "Taman Nasional", karena masih asri dan masih "Alami". hehe..
Setelah kami keluar dari desa Sumur,  tidak jauh dari desa Sumur terdapat pos jaga Lintang.

Jembatan di atas muara
Setelah melewati pos jaga Lintang, kami harus melewati rintangan pertama yang menakutkan bagi orang awam seperti saya, yaitu jembatan yang hanya terbuat dari beberapa bambu yang dikaitkan dengan kawat dan terletak di atas muara berbuaya.

Setelah dari jembatan tersebut, kami melanjutkan perjalanan kami dengan pemandangan yang jarang saya temukan di daerah saya tinggal, yaitu kumpulan mangrove yang berada di kanan kiri saya. melihat hal ini saya merasa takjub, dan berharap agar jangan sampai dirusak, karena hal ini merupakan harta yang harus dijaga dengan baik.
Berjalan terus berjalan, menyusuri hutan dengan tanah agak basah dan licin karena tersiram hujan, tanah berlumpur, dan hutan lembab telah kami susuri selama perjalanan sejauh 7km itu.
Jejak Kaki Badak
Awalnya yang terkenal dan kami tahu mengenai Ujung Kulon adalah Badak-nya. Namun, selama perjalanan kami, tidak melihat adanya tanda2 kehidupan dari Badak tersebut. Tiba2 di tengah perjalanan, guide kami berhenti sejenak, dan memberi tahu hal yang mengejutkan. Ternyata, di jalur yang kami baru lalui, terdapat jejak kaki dari Badak. Waah.. beruntung sekali kami mendapatkan informasi tersebut. Tidak sempat bertemu badaknya, kami pun diperlihatkan jejak kaki badak yang kata nya kurang lebih seminggu baru melewati jalur itu. Ternyata ukuran tapak kaki badak tidak sebesar yang kami kira, atau mungkin jejak kaki badak itu merupakan jejak kaki dari badak junior? hehe..

Pantai Karang Ranjang
Banyak jalur yang kita lewati selama 3 jam berlalu, akhirnya kami sampai di "Resort Karang Ranjan Ujung Kulon". Walaupun tidak seperti resort kebanyakan, resort ini memiliki letak yang sangat sempurna, yaitu berada di tengah hutan, di mana halaman depan dari resort ini adalah pantai!
waaaah... perjalanan jauh yang melelahkan terbayar sudah dengan pemandangan indah ini. Tak berlama-lama, kami yang tadinya kecapekan dengan perjalanan jauh, langsung bermain air di pantai yang indah dan tidak berpenghuni ini (serasa pantai pribadi. hehe...)

Keesokan harinya, kami yang tadinya ingin pergi ke daerah bermuara lagi yang jauhnya sekitar 20km, mengurungkan niat kami setelah menyusuri hutan sejauh 7km yang super melelahkan itu. Sebagai gantinya, kami pergi ke pantai di Ujung Kulon yang lain, yang hanya memakan waktu sekitar 30 menit. 

Kubangan Badak
Di tengah perjalanan kami, seperti yang sudah diketahui sebelumnya bahwa Ujung Kulon adalah tempatnya Badak, lagi-lagi guide kami menunjukkan tanda2 keberadaan badak, yaitu dengan memperlihatkan Kubangan Badak. Menurut saya, kubangan seukuran itu adalah cukup kecil untuk Badak yang ada di bayangan saya. Namun, saya tidak mengetahui ukuran asli dari Badak itu sendiri. Dengan segera, guide kami mengeluarkan meteran untuk mengukur kubangan badak tersebut.
Suasana Pantai Pangkusan
Setelah melihat kubangan badak, kami melanjutkan perjalanan menuju pantai yang pastinya juga memiliki eksotisme tersendiri. Dan ternyata.... perkiraan saya benar. Kali ini, pantai nya memiliki arus ombak yang lebih tenang dari pada pantai Karang Ranjang. Pantai Pangkusan ini memiliki pemandangan yang lebih indah, dengan karang2 besar yang menghiasi pesisir pantai, airnya bening, sebening beningnya bening deh. hehe. Jadilah kami menggunakan kesempatan indah itu untuk mengabadikannya di dalam foto2 yang oke punya. hehe..

Setelah menikmati indahnya salah satu alam Indonesia, rasanya akan lebih indah jika dari kita sendiri sebagai warga negara Indonesia untuk lebih concern terhadap apa yang telah Allah berikan kepada kita, yaitu alam yang begitu indah. Jangan sampai harta terindah kita ini terlantarkan, dan tidak terawat.  Malu dengan negara tetangga. hehe..

Sekian, semoga pengalaman saya ini bermanfaat buat traveler yang mau jalan2 ke TNUK. :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

dress up games